Tahun ini usia pernikahan kami memasuki tahun ketiga. Kebayang dong ya besarnya keinginan untuk memiliki momongan. Banyak juga orang yang mengira jika kami menunda memiliki anak karena pada saat ini saya dan suami masih berstatus menjadi Post Graduate Student di Thailand. Mereka mengira jika kami ingin fokus kuliah. Hhmmm andaikan mereka tahu setiap tamu bulanan ku datang, perasaan sedih menghampiri diri. Untunglah ada seorang lelaki luar biasa yang selalu bisa menenangkan pikiranku dengan mengatakan "jika waktunya sudah tepat maka titipan Allah akan datang kepada kita" dilain kesempatan beliau mengatakan "anak adalah rezeki dari Allah, saat ini rezeki kita adalah rezeki ilmu, dilain kesempatan Allah akan memberi anak, maka bersyukurlah dengan yang ada dihadapan kita", pernah juga beliau menasehatiku "bagi Allah kita belum siap menjadi orang tua, maka persiapkanlah diri kita agar Allah percaya bahwa kita bisa menjaga titipanNya" dan banyak lagi kalimat-kalimat bijaknya yang menjadikan aku lebih tenang lebih tepatnya bersyukur. Makasih suamiku,, :D
Tak akan aku lupakan hari itu.
yaa... 1 bulan setelah suamiku pulang dari Jepang aku telat datang bulan. Aku ga langsung Ge Er karena beberapa kali telat ternyata itu hanya telat biasa. Pernah juga aku telat hampir 3 minggu di tespek negatif siyy lalu aku langsung ke dokter, eh ternyata ga hamill..
Gejala yang aku alami adalah kadang-kadang mual dan cepet capek,cuma aku pikir itu biasa, aku beranggapan mungkin kecapean keliling jalan jalan sama ibu ku (pada saat itu ibuku berkunjung 1 minggu) ditambah lagi 3 minggu ke depan aku akan ujian semester. Teapai ibuku mengatakan mungkin aku hamil dan aku disuruh ke dokter dan ibu ga membiarkan aku mengerjakan kerjaan rumah tangga atau pun mengangkat yang berat. aku ikuti aja..
Hari-hari berlalu namun aku selalu merasa ada yang aneh di badanku. Awalnya aku mau minum to**k an**in, namun di satu sisi aku juga penasaran. Ada secercah harapan di sana.
28 April 2015
Pagi ini aku ada janji ketemu pembimbing untuk konsultasi tugas akhir semesterku. Isenglah aku minta izin sama suapi untuk membeli tespek di mini market dan juga membawa to**k an**in. Aku sampaikan kepada suami ku, jika aku negatif berarti aku masuk angin biasa dan to**k an**in nya aku minum. Dan suami mengizinkan walau kata suamiku mengatakan rasanya aku ga hamil.
Setelah aku bertemu dengan pembimbing sekitar pukul 10 pagi, aku ke kamar mandi (kebetulan mau BAK juga,, hihihi,) ga sabar juga siy untuk menggunakan tespeknya.
Apa yang terjadi? 2 GARIS MERAH alias POSITIF,.
Masih di dalam kamar mandi aku ambil HP dan dengan terisak haru aku mengatakan abhwa aku positif maka suamiku mengatakan agar kami segera ke rumah sakit dan janjian di sana.
Sesampainya di RS dan mengantri cukup lama, akhirnya saya di USG dan dokter mengatakan bahwa aku hamil, tapi bayinya belum kelihatan karena usia kehamilanku baru 4 minggu. Setelah itu aku diberi resep berupa vitamin dan dibuatkan janji 2 minggu ke depan kontrol lagi.
Aku masih ga percaya jika aku hamil.Sesampainya dirumah menjelang ashar kami mengabari orang tua, terdengar isak bahagia diujung telpon sana....
12 Mei 2015
Hari-hari yang kujalani seperti wanita hamil kebanyakan, mual walau ga sampai muntah, parfum fav mendadak aku pensiunkan karena aku pusing jika tercium, asap nasi yang semula bikin lapar mendadak jadi mual, tiba-tiba ga suka yang pedes padahal aku seneng banget sama sambel sebelumnya, tiba-tiba ga suka daging sapi maunya sea food dan menu fav pada saat itu tom yam, ketika makan di K*C mendadak ga mau makan ayam gorengnya maunya kentang goreng aja, dan banyak lagi... hehhe
Pada saat USG yang kedua ini seperti biasa aku di USG lagi. Awalnya USG abdomen, dan yang terlihat di monitor adalah cuma ada kantong kehamilannya saja. Dokter mengatakan jika janinnya ga kelihatan. Aku udah mulai ga tenang saat itu. Kemudian dokter menyuruhku untuk membuka pakaian dalam karena akan dilakukan USG Tranvaginal. Lagi-lagi janinnya ga kelihatan alias ga ada.
Kemudian dokter mengatakan bahwa aku Blighted Ovum. Aku ga bertanya apa itu BO, dan dokter pun dengan sabar menjelaskan di bantu dengan sketsa yang dioret-oretnya di kertas. Penjelasan yang aku tangkap ketika berbicara dengan dokter adalah ketika sperma bertemu dengan sel telur maka akan terjadi pembuahan seharusnya setelah itu akan terbentuk embrio. Akan tetapi hasil pembuahannya tidak berhasil menjadi embrio karena kemungkinan besar karena kelainan kromosom. Di usia kehamian 6 minggu harusnya sudah terlihat jelas janinnya. Akan tetapi ketika di USG hanya ada kantong kehamilan. Aku disuruh datang 2 minggu lagi dan katanya lagi kemungkinan hamil hanya 25%. Jika 2 minggu kedepan janinnya masih ga ada maka tindakan yang harus dilakukan adalah mengeluarkan hasil konsepsinya. ada 2 cara yaitu melalui obat peluruh atau kuret. Dokter menyarankan kuret karena jika menggunakan obat, maka aku akan merasakan kesakitan yang luar biasa dan dikhawatirkan tidak bersih pengeluaranyya dan akan kterjadi infeksi.
Dengan perasaan ga menentu aku dan suami keluar ruangan itu dan kami diam seribu bahasa, sibuk dengan pikiran masing-masing. Ga tau apa yang ingin diakatan....
Sesampainya di rumah aku browsing apa itu Blighted Ovum secara jelas, maklum kendala bahasa di Thailand ini mengakibatkan tidak leluasa bertanya ini ituuu...
setelah googling....
Blighted ovum juga dikenal sebagai kehamilan tanpa embrio. Pada saat terjadi pembuahan, sel-sel tetap membentuk kantung ketuban, plasenta, namun telur yang telah dibuahi (konsepsi) tidak berkembang menjadi sebuah embrio. Pada kondisi blighted ovum kantung kehamilan akan terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, namun sel telur yang telah dibuahi gagal untuk berkembang secara sempurna. Maka pada ibu hamil yang mengalami blighted ovum, akan merasakan bahwa kehamilan yang dijalaninya biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi sesuatu, karena memang kantung kehamilan berkembang seperti biasa. Pada saat awal kehamilan, produksi hormon HCG tetap meningkat, ibu hamil ketika di tes positif, juga mengalami gejala seperti kehamilan normal lainnya, mual muntah, pusing-pusing, sembelit dantanda-tanda awal kehamilanlainnya. Namun ketika menginjak usia kehamilan 6-8 minggu, ketika ibu hamil penderita blighted ovum memeriksakan kehamilan ke dokter dan melakukan pemeriksaan USG, maka akan terdeteksi bahwa terdapat kondisi kantung kehamilan berisi embrio yang tidak berkembang. Jadi, gejala blighted ovum dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG atau hingga adanya perdarahan layaknya mengalami gejala keguguran mengancam (abortus iminens) karena tubuh berusaha mengeluarkan konsepsi yang tidak normal.
Sumber :Mengenal Kehamilan Kosong atau Blighted Ovum (BO) - Bidanku.comhttp://bidanku.com/mengenal-kehamilan-kosong-atau-blighted-ovum-bo#ixzz3fAfqqogg
Ini salah satunya aja, setelah itu aku juga membaca bebrapa artikel mengenai ibu hamil yang mengalami BO dan berakhir di meja kuret. Setelah itulah tangisku pecah. Aku tidak menyangka kebahagian yang aku rasakan hanya sesingkat itu. Lagi-lagi suamiku dengan kesabarannya menenangkanku lagi. Sejak saat itu aku rajin browsing mengenai BO. Dan mulai saat itu aku belajar untuk menerima semua yang terjadi padaku
26 Mei 2015
Sesuai jadwal aku kontrol lagi. Sebelum berangkat aku sudah siap dengan kemungkinan paling jelek. Hari ini bertepatan dengan ujian semester suamiku sehingga aku berangkat sendiri. Sebenarnya suamiku sudah menawarkan jika beliau bisa menemaniku keesokan harinya. Akan tetapi aku mengatakan, lebih cepat tau hasilnyalebih baik dan aku meyakinkan jika aku bisa ke RS sendiiri.
Pagi itu kami berangkat bersama, suamiku ke kampus untuk ujian dan aku ke RS. Tibalah diriku bertemu dengan dokter. prosedurnya masih sama yaitu aku di USG abdomen dan ga kelihatan janin, kemudian aku dilanjutkan USG transvagina. Jangan ditanya rasa USG transvagina nya yaa, aku sempat tegang walau ini udah kali ketiga aku di USG transvagina nya, disamping ada rasa ga nyaman benda asing masuk di dalam daerah kewanitan juga dilihat sama orang asing walau sama sama wanita. Dan hasilnya tetap sama. Apakah aku harus menangis? hehhe,, tidak pada saat itu karena air mataku sudah banyak keluar sejak 2 minggu yang lalu.
Dokter mengatakan aku sudah pasti BO dan disarakan untuk kuret sebelum ada pendarahan spontan. Kemudian aku mengatakan aku akan kure tgl 28 Mei 2015 karena aku akan terbang ke Indonesia di tanggal 4 Juni 2015 supaya tidak terlalu mepet jarak aku kuret dengan penerbanganku (aku sudah beli tiket jauh jauh hari bahkan sebelum aku tau jika aku hamil).
kemudian dokter memberi form untuk dibuat jadwal kuret dan aku pun pulang.
Ketika suamiku pulang dari kampus, suamiku senyum dan aku hanya mengatakan sambil tersenyum jika aku akan kuret 2 hari lagi. Suamiku hanya memeluk hangat seraya berkata InsyaAlloh tidak laa lagi kita kan dipercaya, sabarlah menanti waktu itu.
*Ujian suamiku sukses besar, semua committee membernya senag dengan kerjaan suamiku dan jika performanya sebaik ini maka suamiku akan lulus PhD 3 tahun,hal yang belum pernah terjadi di jurusannya di kampus itu. Dengan tersenyum aku berkata Allah sayang sama kita, dibalik cobaan yang menimpa kita Allah tetap meberi hadiah kepada kita. " Maka nikamat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"31 kali disebut dalam surat Ar Rohman
28 Mei 2015
Setelah suasana hatiku mulai baik aku memebri kabar kepada keluarga di tanah air. Orang tua menguatkan hatiku. Akan tetapi ibuku merasakan jika janinku ada dengan bebrapa penjelasan dan contoh kasus yang ada disekitarnya. Dengan mempertimbangkan perkataan ibuku maka aku tidak datang ke RS sesuai yang dijadwalkan. Aku akan tetap mempertahankan kehamilanku sampai waktu yang aku sendiri tidak tau. tentulah aku sudah siap dengan resikonya yaitu jika benar aku BO maka aku akan mengalami pendarahan yang katanya sakit (kalau kuret ga sakit, karena ketika prosesnya berlangsung pasien akan dibius)
4 Juni 2015
Sesuai dengan jadwal keberangkatan aku ke Yogyakarta dengan transit terlebih dahulu di Jakarta. perjalanan kali ini ga nyaman karena aku masih lemas dikarenakan memang nafsu makan ku berkurang sejak tespek 2 garis itu namun mual yang aku rasakan sudah mulai berkurang. Bangkok- Jakarta 3,5 jam kemudian transit 4 jam di Soeta dilanjukan Jakarta-Yogya 1 jam membuat perjalanan ini panjang sekali.
Alhamdulillah kami mendarat selamat di Yogyakarta, kota yang sangat kurindukan di sinilah aku menimba ilmu S2 ilmu Fisika kudi Univ.Gadjah Mada dan juga kampus S2 Teknik Kimia bagi suamiku, walau pada saat itu kami belum saling kenal,, hehe
Terlintas dibenak kami jika sebaiknya aku mencoba lagi konsul di dokter sini dengan harapan hasilnya beda atau paling tidak akan mendapatkan penjelasan yang lengkap. maka kami rencana kan untuk ke panti rapih keesokan harinya.
5 Juni 2015
Setelah ketemu dokter maka dengan proses yang sama saya di USG lagi. Hasilnya sama yaitu Blighted Ovum. artinya dengan ganti dokter sebanyak 3 kali hasil yang saya dapatkan sama saya BO. dokter menjelaskan dengan sangat detail sehingga setengah jam lebih kami konsultasi dengan banyak pertanyaan tetap di jawab dengan jelas (baru kali ini saya menemukan dokter yang tidak peduli dengan waktu, padahal pasien diluar juga banyak yang antri). Kemudian saya mengatakan ke dokter, apakah mungkin saya memperahankan, dokter ga bisa jamin, jika memang saya ingin mencoba maka dokter memberi waktu 2 minggu ke depan. Aku diberi vitamin dan penguat kandungan. Aku masih berharap jika janinku akan muncul 2 minggu ke depan walau suamiku mengatakan lebih baik aku mengikuti anjuran dokter karena memang jika aku pertahankan juga dan janinnnya ga ada maka akan beresiko terhadap diriku. Jika tidak ada resiko maka silahkan dipertahankan.
7 Juni 2015
Pagi ini ada flek di pakaian dalamku dan fleknya lumayan banyak. Sepertinya memang aku harus dikuret. Maka sore harinya aku mengatakan kepada dokter jika aku sudah mengalami flek dan mungkin sebaiknya dikuret besok pagi. Dan juga aku ingin memastikan jika aku kuret besok, apakah mungkin aku terbang besok lusa? dokter mengatakan jika kondisi ku baik maka aku diizinkan terbang dengan syarat aku harus kuat ketika memasuki ruang operasi sehingga semua nya akan berjalan lancar. aku sanggupi dan kamipun sudah menyiapakn mental untuk mengakhiri kehamilanku.
8 Juni 2015
Jam 10 pagi aku bertemu dengan dokter terlebih dahulu. Dokter menjelaskan detail proses kuret yang akan kujalani. Sebenarnya kuret sendiri hanya sebentar sekiatar 10-15 menit akan tetapi persiapannya yang akan memakan waktu lama. Dokter sangat jujur dengan resiko yanga kan terjadi setelah kuret dan aku menandatangani beberap dokumen suami juga. Aku masih kuat saat itu.
Keluar dari ruangan dokter mendadak tangisku pecah tak peduli dengan keadaan sekitar. Aku hanya khawatir dengan kondisi ku setelah kuret... (*akan kuceritakan detail proses kuretku dilain kesempatan)
Alhamdulillah kuret berjalan lancar dan aku terbang di tanggal 9 Juni 2015..
bye..bye Yogja,,, bearawal mau wisata kuliner dan nginep di hotel, yang terjadi adalah aku wisata medis ... :D
Apa pun itu aku yakin sekali ada hikmahnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar